Cari Di Web Ini

Jumat, 14 Oktober 2022

Kehidupan Alana (Bagian 3)

 


Kini Alana dan Danial telah sampai pada tempat tujuannya yaitu bandara dengan perasaan senang Alana berjalan masuk, di ikuti Danial di belakangnya

Alana duduk bersebelahan dengan Danial,dengan senyum manis yang tak pernah luntur dari bibirnya

"Lo ngapain sih senyum senyum melulu"protes Danial saat menyadari Alana yang tengah tersenyum sendiri

"Terserah gue lah lagian gue lagi bahagia emangnya nggak boleh"ucap Alana tanpa mengalihkan pandangannya

"Sebahagia apa sih?"

"Bahagia banget sebentar lagi penderitaan gue akan berakhir"

"Penderitaan?"

"E-eh maksudnya gue udah kangen banget sama ayah"

Alana lelah,sudah menunggu satu jam tapi ayahnya belum juga sampai padahal ayahnya berjanji akan datang setengah jam lagi

"Pengumuman pesawat  Air Asia rute Amerika-Indonesia hilang kendali akibat cuaca buruk

tim SAR dan polisi di kerahkan untuk mencari korban dari informasi tidak ada penumpang yang selamat"

Seketika tubuh Alana melemas,

Air matanya mengalir begitu deras dari kelopak mata indahnya ini tidak mungkin ayahnya sudah berjanji akan pulang dan memeluk dirinya

 

Danial bingung mengapa gadis yang berada di sampingnya menangis begitu kencang padahal sebelumnya ia sangat bahagia

 

"Na kenapa?"tanya Danial lembut

 

"A-ayah"lirihnya sangat amat lemah

 

Hilang sudah kebahagianya,ini akhir dari segalanya kedua orang tuanya telah pergi kembali pada Maha Pencipta sedangkan Alana ia akan merasa kesepian di dunia yang begitu luas tanpa seorang ibu dan ayah

 

Danial merasa bingung mengapa Alana menangis setelah mendengar kabar pesawat jatuh lalu pikirannya melayang pada ayah Alana

 

"Na ayah lo?"tanya Danial,laki laki itu menggantungkan ucapannya

 

Alana mengangguk dengan air mata yang terus jatuh dari kelopak matanya

Danial merasakan kesedihan yang Alana rasakan lalu Danial menarik Alana ke dalam pelukannya mengelus lembut punggung Alana berharap gadis itu sedikit tenang tapi itu membuat tangis Alana semakin pecah ia meremas kuat baju Danial ia kecewa pada kehidupan ia kecewa pada takdirnya

 

"Al gue mau mati"lirihnya dengan suara pelan

 

"Hey ga boleh ngomong gitu hancur boleh tapi jangan hilang akal na"ucap Danial lembut

 

"Al gue udah nggak ada tujuan hidup nyokap bokap gue udah pergi jadi untuk apa gue disini. Gue takut ngelewatin kehidupan gue sendirian "lirihnya

 

Danial menggeleng pelan

"Na ada gue disini"ucapnya

 

"Al gue butuh ibu gue butuh ayah kenapa takdir selalu menolak gue buat bahagia gue mau bahagia kaya orang lain"ucapnya begitu perih

 

Setelah ini kehidupan Alana akan semakin hancur tanpa ibu dan ayah yang berada di sisinya

Danial melepaskan lembut pelukannya lalu menatap dalam manik mata milik Alana yang terdapat banyak kehancuran disana.

 

"Na gue tau kehilangan orang yang kita sayang bukan hal yang mudah tapi gue mohon lo harus terus di sini dan sekarang gue mohon lo hidup demi gue"ucap Danial yang masih menatap mata indah milik Alana

 

Alana menggeleng pelan

"gue ga bisa al gue mau ikut ibu gue mau ikut ayah untuk sekarang gue ngerasa kebahagiaan udah ga ada"kata Alana meremas kuat rok sekolahya jujur ini berat buat Alana setelah kehilangan sosok ibu kini Alana kembali merasa kehilangan seorang ayah

 

"Na gue janji gue akan bawa lo ke pintu bahagia sebenarnya"ucap Danial lembut

.........

.........

.........

(Pemakaman)

Alana tidak menyangka ini terulang lagi ia mengantar ayahnya ke pemakaman setelah sepuluh tahun lalu Alana mengantar ibunya

 

Perih sangat perih bagai pedang yang menusuk kuat hatinya kehidupannya hancur seluruh rencana yang ia susun sudah terkubur rapih bersama ibu dan ayahnya

 

"Yah kemarin kita nganter ibu sekarang aku nganter ayah ntah sepuluh tahun lagi siapa yang akan aku antar apa mereka yang akan anter aku"lirihnya dengan Danial yang masih setia di sisinya

 

Luna dan adel menatap jijik ke arah Alana yang menurut mereka sangat lebay lalu pergi berlalu begitu saja sebenarnya adel ingin mengajak Danial untuk pergi bersamanya tapi tangannya di cekal kuat oleh seluruh anggota beatless membuatnya berdecak kesal

 

Danial mengelus pelan punggung Alana"na gue yakin lo kuat lo perempuan paling kuat yang gue temui setelah bunda"

 

"Gue ga tau setelah ini kehidupan gue bakal sehancur apa yang jelas gue udah liat kehancuran itu sekarang"ucap Alana yang masih menatap lekat makan ayah dan ibunya yang bersebelahan

 

"Al apa ayah sama ibu gue ga sayang?"lirihnya parau

 

"Na,ini udah takdir dan gue yakin banget ayah sama ibu lo sayang banget sama lo"

 

"Kalau ibu sama ayah gue sayang kenapa mereka ga bawa gue al gue udah bialng berapa kali gue mau ikut tapi kenapa mereka ga dateng buat jemput gue apa mereka ga sayang sama gue mereka ga mau ketemu gue al"tangis Alana pecah saat itu juga

 

"Na,gaada orang tua yang ga sayang sama anaknya gue yakin orang tua lo mau lo bahagia di dunia ini mangkanya allah hadirin gue di hidup lo"ucap Danial mengusap lembut rambut Alana yang tertutup hijab

 

Alana menggeleng pelan"al gue mau bahagia sama ayah dan ibu gue gue ga mau di sini dunia terlalu tajam buat gue"

 

"Na ini cobaan buat lo allah pengen tau seberapa kuat lo na mangkanya allah kasih cobaan yang berlipat lipat di hidup lo dan lo harus nerima takdir dengan hati yang ikhlas"

 

Alana menggeleng kuat"selama ini gue udah sabar gue nerima takdir di hidup gue tapi kenapa kebahagiaan seolah olah menjauh"

 

"Na lo harus yakin sehabis hujan pasti ada pelangi"

 

"Gue ga pernah yakin kalau masalah kebahagian al"ucapnya sedikit putus asa

 

Seluruh anggota beatless menatap kagum ke arah Alana ia masih bisa bertahan selama ini tanpa seorang ibu dan sekarang ia akan melewati hari yang penuh duri tampa kedua orang tuannya

 

"Na ayo pulang"ucap Danial menarik pelan tubuh Alana

 

"Gue ga mau pulang al gue mau berada di tengah tengah mereka apa lo ga mau kubur gue al disini"tunjuk Alana pada tengah tengah antara ibu dan ayahnya

 

Danial menggeleng"lo ga boleh kaya gini na"lalu menarik pelan tangan Alana agar mengikutinya

 

Aku harap jika mereka dapat mendengarku, aku ingin mengatakan bahwa aku sangat merindukan kehadirannya

Alana Liora Gentari

Ayah ibu, kepergianmu membuat diriku mengerti bahwa rindu yang paling menyakitkan ialah kepada orang yang telah tiada.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Recent Posts

Recent Updates

Recent Comments