Kini Alana dan Danial telah sampai pada tempat tujuannya yaitu bandara dengan perasaan senang Alana berjalan masuk, di ikuti Danial di belakangnya
Alana duduk bersebelahan dengan Danial,dengan senyum manis yang tak pernah luntur dari bibirnya
"Lo ngapain sih senyum senyum melulu"protes Danial saat menyadari Alana yang tengah tersenyum sendiri
"Terserah gue lah lagian gue lagi bahagia emangnya nggak boleh"ucap Alana tanpa mengalihkan pandangannya
"Sebahagia apa sih?"
"Bahagia banget sebentar lagi penderitaan gue akan berakhir"
"Penderitaan?"
"E-eh maksudnya gue udah kangen banget sama ayah"
Alana lelah,sudah menunggu satu jam tapi ayahnya belum juga sampai padahal ayahnya berjanji akan datang setengah jam lagi
"Pengumuman
pesawat Air Asia rute Amerika-Indonesia
hilang kendali akibat cuaca buruk
tim SAR dan polisi di kerahkan untuk mencari korban dari informasi tidak ada penumpang yang selamat"
Seketika
tubuh Alana melemas,
Air
matanya mengalir begitu deras dari kelopak mata indahnya ini tidak mungkin
ayahnya sudah berjanji akan pulang dan memeluk dirinya
Danial
bingung mengapa gadis yang berada di sampingnya menangis begitu kencang padahal
sebelumnya ia sangat bahagia
"Na
kenapa?"tanya Danial lembut
"A-ayah"lirihnya
sangat amat lemah
Hilang
sudah kebahagianya,ini akhir dari segalanya kedua orang tuanya telah pergi
kembali pada Maha Pencipta sedangkan Alana ia akan merasa kesepian di dunia yang
begitu luas tanpa seorang ibu dan ayah
Danial
merasa bingung mengapa Alana menangis setelah mendengar kabar pesawat jatuh
lalu pikirannya melayang pada ayah Alana
"Na
ayah lo?"tanya Danial,laki laki itu menggantungkan ucapannya
Alana
mengangguk dengan air mata yang terus jatuh dari kelopak matanya
Danial
merasakan kesedihan yang Alana rasakan lalu Danial menarik Alana ke dalam
pelukannya mengelus lembut punggung Alana berharap gadis itu sedikit tenang
tapi itu membuat tangis Alana semakin pecah ia meremas kuat baju Danial ia
kecewa pada kehidupan ia kecewa pada takdirnya
"Al
gue mau mati"lirihnya dengan suara pelan
"Hey
ga boleh ngomong gitu hancur boleh tapi jangan hilang akal na"ucap Danial
lembut
"Al
gue udah nggak ada tujuan hidup nyokap bokap gue udah pergi jadi untuk apa gue
disini. Gue takut ngelewatin kehidupan gue sendirian "lirihnya
Danial
menggeleng pelan
"Na
ada gue disini"ucapnya
"Al
gue butuh ibu gue butuh ayah kenapa takdir selalu menolak gue buat bahagia gue
mau bahagia kaya orang lain"ucapnya begitu perih
Setelah
ini kehidupan Alana akan semakin hancur tanpa ibu dan ayah yang berada di
sisinya
Danial
melepaskan lembut pelukannya lalu menatap dalam manik mata milik Alana yang
terdapat banyak kehancuran disana.
"Na
gue tau kehilangan orang yang kita sayang bukan hal yang mudah tapi gue mohon
lo harus terus di sini dan sekarang gue mohon lo hidup demi gue"ucap Danial
yang masih menatap mata indah milik Alana
Alana
menggeleng pelan
"gue
ga bisa al gue mau ikut ibu gue mau ikut ayah untuk sekarang gue ngerasa
kebahagiaan udah ga ada"kata Alana meremas kuat rok sekolahya jujur ini
berat buat Alana setelah kehilangan sosok ibu kini Alana kembali merasa
kehilangan seorang ayah
"Na
gue janji gue akan bawa lo ke pintu bahagia sebenarnya"ucap Danial lembut
.........
.........
.........
(Pemakaman)
Alana
tidak menyangka ini terulang lagi ia mengantar ayahnya ke pemakaman setelah
sepuluh tahun lalu Alana mengantar ibunya
Perih
sangat perih bagai pedang yang menusuk kuat hatinya kehidupannya hancur seluruh
rencana yang ia susun sudah terkubur rapih bersama ibu dan ayahnya
"Yah
kemarin kita nganter ibu sekarang aku nganter ayah ntah sepuluh tahun lagi
siapa yang akan aku antar apa mereka yang akan anter aku"lirihnya dengan Danial
yang masih setia di sisinya
Luna
dan adel menatap jijik ke arah Alana yang menurut mereka sangat lebay lalu
pergi berlalu begitu saja sebenarnya adel ingin mengajak Danial untuk pergi
bersamanya tapi tangannya di cekal kuat oleh seluruh anggota beatless
membuatnya berdecak kesal
Danial
mengelus pelan punggung Alana"na gue yakin lo kuat lo perempuan paling
kuat yang gue temui setelah bunda"
"Gue
ga tau setelah ini kehidupan gue bakal sehancur apa yang jelas gue udah liat
kehancuran itu sekarang"ucap Alana yang masih menatap lekat makan ayah dan
ibunya yang bersebelahan
"Al
apa ayah sama ibu gue ga sayang?"lirihnya parau
"Na,ini
udah takdir dan gue yakin banget ayah sama ibu lo sayang banget sama lo"
"Kalau
ibu sama ayah gue sayang kenapa mereka ga bawa gue al gue udah bialng berapa
kali gue mau ikut tapi kenapa mereka ga dateng buat jemput gue apa mereka ga
sayang sama gue mereka ga mau ketemu gue al"tangis Alana pecah saat itu
juga
"Na,gaada
orang tua yang ga sayang sama anaknya gue yakin orang tua lo mau lo bahagia di
dunia ini mangkanya allah hadirin gue di hidup lo"ucap Danial mengusap
lembut rambut Alana yang tertutup hijab
Alana
menggeleng pelan"al gue mau bahagia sama ayah dan ibu gue gue ga mau di
sini dunia terlalu tajam buat gue"
"Na
ini cobaan buat lo allah pengen tau seberapa kuat lo na mangkanya allah kasih
cobaan yang berlipat lipat di hidup lo dan lo harus nerima takdir dengan hati
yang ikhlas"
Alana
menggeleng kuat"selama ini gue udah sabar gue nerima takdir di hidup gue
tapi kenapa kebahagiaan seolah olah menjauh"
"Na
lo harus yakin sehabis hujan pasti ada pelangi"
"Gue
ga pernah yakin kalau masalah kebahagian al"ucapnya sedikit putus asa
Seluruh
anggota beatless menatap kagum ke arah Alana ia masih bisa bertahan selama ini
tanpa seorang ibu dan sekarang ia akan melewati hari yang penuh duri tampa
kedua orang tuannya
"Na
ayo pulang"ucap Danial menarik pelan tubuh Alana
"Gue
ga mau pulang al gue mau berada di tengah tengah mereka apa lo ga mau kubur gue
al disini"tunjuk Alana pada tengah tengah antara ibu dan ayahnya
Danial
menggeleng"lo ga boleh kaya gini na"lalu menarik pelan tangan Alana
agar mengikutinya
Aku
harap jika mereka dapat mendengarku, aku ingin mengatakan bahwa aku sangat
merindukan kehadirannya
Alana Liora Gentari
Ayah
ibu, kepergianmu membuat diriku mengerti bahwa rindu yang paling menyakitkan
ialah kepada orang yang telah tiada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar