Cari Di Web Ini

Jumat, 10 Juni 2022

Kehidupan Alana

 

 

Pada akhirnya takdir mempunyai cara tersendiri untuk membuat luka,

Luka dalam di hari seorang gadis yang masih berusia delapan tahun

Ketika ia kehilangan sosok ibu yang sangat berarti dalam hidupnya


Alana Liora Gentari anak kesayangan yang selalu memberi terang  dan menyinari orang lain dengan penuh cinta itulah arti namanya.

"Ibuu…." lirihnya pelan

Gadis itu terus menangis membayangkan akan jadi seperti apa kehidupan selanjutnya tanpa sosok ibu.

Gadis itu menggeleng dengan air mata yang terus mengalir deras dari kelopak mata indahnya.

 

"Ayah apa Alana gak boleh ikut ibu?" tanyanya

Bagaskara,laki laki itu menggeleng dengan air mata yang mengalir di pipinya

"Ayah, Alana sayang ibu"

 

Bagas menggeleng,mengelus surai rambut hitam putrinya.

"Ayah juga sayang ibu,tapi Alana harus tau kalau Tuhan lebih sayang ibu"

 

"Apa ibu gak akan balik lagi, Yah?"

 

"Ibu sudah tenang, sudah tidak merasakan sakit seperti dulu"

 

"Alana boleh disini nemenin ibu?" tanyanya

 

"Nggak boleh,  Alana harus pulang"

 

"Tapi, ibu kasihan ayah, dia sendirian kedinginan gak punya temen. Alana mau disini ayah jagain ibu" tangis Alana pecah saat itu juga.

 

Bagas memikirkan bagaimana bisa agar Alana lupa tentang ibunya,walaupun ia tahu sosok ibu adalah memory paling besar dalam ingatan anaknya tapi setidaknya Alana melupakan semua kesedihanya hari ini

 

"Kita jalan jalan ya sayang"

 

"Ibu?"

 

"Ibu disini aja"

 

"Gak mau Alana mau jalan jalan sama ibu dan ayah, Alana nggak mau ibu disini"

 

Dengan terpaksa Bagas harus memerintahkan anak buahnya untuk membawa Alana pulang.

 

"Bawa dia pulang!" kedua anak buah Bagas mengangguk lalu mengangkat tubuh Alana membuat gadis itu memberontak.

 

"Ibu….!   tolong Alana…!,ibu…. ! Alana sayang ibu…! Alana mau nemenin ibu..! " teriaknya sambil terus memberontak

"Ayah lepasin Alana!  Alana nggak mau pulang! Alana mau sama ibu, ayah…!" lirihnya sangat perih

 

10 tahun kemudian......

"Ibu…" lirih Alana dengan seragam yang sudah basah kuyup

 

"Ngapain lo manggil manggil orang mati hah!" ucap Adel seraya tersenyum smirk

 

"Jangan pernah ngomong macem macem soal ibu gue!" ucap Alana siapa yang tidak marah ketika ibu kandungnya di injak injak oleh orang lain? yang jelas bukan Alana orangnya

 

"Kenapa,marahh? tapi kenyataannya ibu lo udah mati Alana" Adel berujar merendahkan Alana

 

"IBU GUE EMANG UDAH MATI TAPI HATINYA SELALU HIDUP SEDANGKAN IBU KALIAN MASIH HIDUP TAPI HATi KALIAN  MATI!" kasar Alana ia sudah kehabisan kesabarannya

Menghadapi perempuan seperti Adel emang tidak bisa di bawa sabar

 

Entah dari mana datangnya Luna melempar gelas dan meleset pas pada pipi mulus Alana

 

"KALAU NGOMONG DI JAGA HARGAI SAYA SEBAGAI IBU KAMU"

 

Alana memegangi pipinya yang terasa perih dan ternyata darah segar keluar dari pipi mulusnya

 

"Kalau mamah mau aku hargai sebagai ibu maka hargai Alana sebagai anak mah"

 

Kalian tanya dimana ayah Alana? ayah Alana pergi ke luar negeri dua minggu lalu karena alasan pekerjaan

 

Kepergian ayahnya membuat mereka semakin semena mena memperlakukan Alana layaknya pembantu sedangkan Alana ia hanya bisa menurut jika melawan ia takut akan siksaan ibunya yangg begitu kejam

 

                                                  °°°°

Usai berdebat dengan ibu tirinya kini Alana tengah berada di tempat pemakaman umun atau biasa di sebut TPU

 

Alana berjongkok tepat di hadapan makam dan mengusap lembut nisan ibunya

Alana menumpahkan semua kesedihan yang ia rasakan hari ini

 

"Ibu tadi Alana di siksa lagi sama mamah Luna dia lempar Alana pake gelas sakit banget,apa ibu ga mau bangun buat obatin luka Alana?" lirihnya Alana, Alana tau ini aksi yang gila berbicara seorang diri di pemakaman tapi hanya inilah yang membuat Alana jauh lebih baik

 

Alana ingin sekali menyerah tapi ia ingat seberapa lama Alana berjuang, bertahan, dan melewati ini semua seorang diri

 

Tanpa di sadari seorang pria tengah memerhatikan Alana dari jauh

“ gue bangga sama lo suatu saat nanti gue akan bawa lo ke pintu bahagia sebenarnya" ucapnya lalu berlalu begitu saja

 

Alana sudah selesai, ia meraih benda pipihnya untuk menelpon seseorang

 

"Hallo"ucapnya dari seberang sana

 

"Za lo bisa jemput gue ga di pemakaman,soalnya mendung banget, gue takut petir, Za"

 

"Enggak" ia tau itu bukan suara altezza melainkan Adel yang tengah bersamanya

 

"Maaf" ucap Altezza merasa bersalah

 

"Santai Za have fun ya"

 

Alana berjalan di bawah guyuran hujan yang sangat deras,sesekali ia menutup telinganya karena mendengar suara petir yang sangat Alana takuti

 

Alana menangis sejadi jadinya ia menumpahkan semua kesedihanya hari ini bukan hanya keluarganya yang Adel ambil tapi Altezza lelaki yang paling Alana cintai Adel ambil darinya

 

"Assalamualaikum"

 

Luna berjalan ke arah Alana membuatnya tersenyum senang karena dalam pikiran Alana,  Luna pasti sangat menghawatirkan dirinya

 

Plak........

Plak........

Dua tamparan lolos di pipi mulus Alana membuat luka yang sudah mengering kembali mengeluarkan darah segar

 

"DARI MANA AJA KAMU!" Bentak Luna menggelegar di seluruh ruangan

 

"KENAPA KAMU PULANG?  KENAPA  NGGGA IKUT IBU KAMU MATI ALANA!"

 

Mendengar kata mati yang keluar dari mulut ibu tirinya membuat hati Alana terasa sakit ternyata ini yang Luna inginkan

 

Alana hanya menunduk menahan air matanya agar tidak jatuh di depan ibu tirinya

 

Lalu Alana berjalan ke arah kamar tanpa sepatah kata yang keluar dari mulutnya membuat Luna semakin geram lalu ia menarik kerah belakang baju Alana dan membantingya ke tembok

..........

..........

..........

Alana tersadar jam sudah menunjukan pukul 21.00 entah berapa lama Alana tidur di kamar mandi ia pun tidak tau mengapa dirinya berada di sini dengan keran yang menyala membasahi tubuhnya

 

Dengan langkah gontai Alana berjalan keluar dari kamar mandi dan segera mengganti pakaiannya yang sudah basah kuyup

 

Setelah selesai Alana merebahkan tubuhnya yang terasa remuk ke kasur King Size miliknya lalu mengambil ponsel dan membuka aplikasi hijau

 

Alana akan mengirim pesan kepada laki laki yang belakangan ini sangat ia rindu

        Ayah♡♡

Ayah kapan pulang?

                Insyaa allah lusa

Kenapa nggak besok aja?

                Ayah usahain ya?

Siap di tunggu

 

Alana mematikan ponselnya dengan perasaan senang

Karena jika ayahnya pulang Luna tidak akan menyiksanya lagi

Bersambung…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Recent Posts

Recent Updates

Recent Comments