Di
desa terpencil hiduplah seorang gadis yang terlahir dari keluarga yang
sederhana. Yang lugu dan penuh keikhlasan menjalankan hidupnya. Pada suatu
ketika ada seorang laki - laki datang dan memperkenalkan dirinya. Si gadis
tersebut menerima perkenalan dengan tulus. Hari demi hari tumbuhlah rasa cinta
di antara mereka. Seiringnya berjalannya waktu mereka memutuskan untuk
menyatukan cinta mereka dalam ikatan suci. Setelah mereka berdua mendapat restu
dari kedua orang tuanya mereka melangsungkan pernikahan yang sangat sakral dan
sederhana. Hari demi hari mereka lalui dengan sangat bahagia.
Satu
tahun kemudian mereka di karuniai seorang anak laki - laki. Dengan kelahiran
anak laki - laki tersebut mereka berdua sangatlah bahagia. Pada suatu ketika mereka
di pisahkan oleh jarak karena Wafa harus mencari nafkah di kota. Karena mereka
harus menafkahi anaknya. Sementara, Rina banting tulang dengan berjualan.
Dengan berjalannya waktu anak laki - lakinya tumbuh dengan sehat.
Di
tahun berikutnya mereka di karuniai seorang putri dengan kelahiran seorang
putri bertambah kebahagiaan mereka. Tetapi ada hal yang tidak di inginkan,
rumah tangga mereka di terpa banyak masalah. Contohnya masalah dalam keuangan
mereka, sehingga setiap hari terjadi pertengkaran antara mereka. Setelah
pertengkaran itu terjadi Wafa tidak menyelesaikan masalah tersebut, melainkan
pergi meninggalkan keluarganya tanpa ada kabar. Setelah Wafa pergi Rina setiap
hari membanting tulang untuk menghidupi kedua anaknya. Sampai suatu ketika Wafa
pulang kerumah tanpa membawa apapun.
Di
tahun berikutnya lahirlah seorang putri dari buah cinta mereka dengan
bertambahnya anak mereka kebahagiaan datang kembali. Setiap hari kehidupan
mereka di warnai dengan pertengkaran. Rina begitu sabarnya menghadapi semua
dengan keikhlasan, sehingga Wafa selalu memanfaatkan kesabaran Rina.
Pertengkaran demi pertengkaran terjadi setiap hari sampai Wafa ringan tangan
kepada Rina. Dari kejadian tersebut Wafa membawa pergi putrinya yang masih
balita. Di bawa ke gubug yang tanpa penerangan. Putrinya yang masih balita
selalu menangis karena masih di kasih asi. Sementara Wafa tidak memperdulikan
tangisan putrinya.
Pada
malam berikutnya Rina datang menjemput putrinya di gubug dengan menangis dan
memohon ke suaminya agar putrinya bisa di bawa pulang kerumah. Akhirnya usaha
Rina membuahkan hasil putrinya bisa di bawa pulang kerumah. Setiap hari Rina
mencari nafkah sendiri tanpa bantuan suaminya. Anak - anak mereka tumbuh
menjadi anak - anak remaja. Rina membiayai sekolah anak - anaknya dengan
berjualan. Hari demi hari bulan demi bulan tahun demi tahun mereka lalui dengan
penuh keikhlasan sampailah pada masanya putri mereka tumbuh menjadi dewasa dan
menemukan pendamping hidupnya dengan penuh perjuangan akhirnya sang putri
menikah.
Satu
tahun kemudian sang putri di karuniai seorang putri yang sangat cantik jelita.
Akhirnya Rina dipanggil dengan sebutan Nenek. Begitu bahagianya beliau
dipanggil nenek oleh cucu pertamanya. Dengan bangganya beliau selalu memanggil
cucunya dengan sebutan "Si Cantik". Setelah beberapa tahun beliau
terkena penyakit yang serius. Beliau tidak pernah patah semangat untuk
kesembuhan beliau dari penyakit tersebut. Dengan semangatnya Alhamdulillah
beliau sehat kembali.
Tahun
berikutnya anak ke tiga beliau menikah dengan pendamping hidupnya, lalu
dikaruniai dua anak laki - laki.
Di
tahun berikutnya anak pertamanya menemui pendamping hidupnya dan dikaruniai
anak perempuan. Waktu terus berlalu dan mereka menjalani hidup bahagia. Pada
suatu saat ada kejadian yang tidak pernah di duga - duga. Mereka di karuniai
seorang anak laki - laki lagi. Dan jumlah putra putrinya sebanyak empat orang,
di saat itu denngan kelahiran seorang anak laki - laki tersebut menambah lagi
kebahagiaan mereka dan pada saat itu juga Wafa mendapat hidayah dan merubah
sifat - sifat yang kurang baik terhadap Rina. Alhamdulillah dengan berjalannya
waktu mereka hidup dengan bahagia, waktu terus berlalu dengan anak ke empatnya
tumbuh menjadi anak yang sehat.
Di
saat Wafa menyadari apa yang telah ia lakukan selama bertahun - tahun terhadap
istri dan anak - anaknya, Wafa merasa bersalah dan ingin menebus semua
kesalahannya di masa lalu, kemudian Wafa berangkat untuk mencari pekerjaan
dengan tujuan akan memberi nafkah untuk keluarganya, di waktu yang sangat
singkat terjadi kejadian yang tak pernah kita bayangkan, Wafa mengalami
kecelakaan di tempat pekerjaannya, selang 1 minggu Wafa meninggalkan
keluarganya untuk selama - lamanya.
Hari
ke hari Rina mengalami hidupnya dengan ke empat anak - anaknya dengan rasa
ikhlas di saat itu Rina jatuh sakit. Hati anak - anaknya sangatlah sedih
melihat sang Ibu yang begitu sabar menghadapi semua kehidupan yang penug
kejadian - kejadian yang sangat menyakitkan.
Rina
berjuang untuk anak - anaknya dan selalu semangat melawan penyakit yang di
deritanya, tahun berikutnya sang istri di berikan kesehatan lagi oleh Allah
Swt. Alhamdulillah kesehatan Rina berangsur membaik dan terlihat bahagia.
Keesokan hari nya Rina sangat bahagia karena putri keduanya akan segera kumpul
kembali dengannya setelah sekian lama mereka di pisahkan karena sang putri
pergi merantau bersama keluarga kecilnya. Pada waktu yang sama sang Ibu
mengalami serangan jantung dan di larikan ke rumah sakit. Seketika itu hancur
semua rencana yang sedang ada, hati kami hancur, sakit, mendengar sang Ibu
sakit, hari itu juga kami anak - anaknya bersatu saling menguatkan dan tak
pernah kami duga, pada waktu malam hari kami mendapat kabar dari pihak rumah
sakit, memberi tahukan bahwa sang Ibu sudah menghembuskan nafas terakhir dan
meninggalkan kami untuk selama - lamanya.
Selamat
jalan Ibu, Semoga Allah menempatkan mu di Syurga.
Ini
lah cerita singkat si gadis desa yang penuh dengan ujian hidup, Semoga kita
bisa mengambil hikmah di bagian cerita ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar